KERAWANG
GAYO
Kerawang gayo adalah ragam hias atau
motif hias yang diterapkan pada kain. Kerawang gayo menjadi ciri khas dataran
tinggi tanah gayo dan merupakan kerajinan turun temurun. Pada umumnya pakaian
yang diberi sulaman kerawang digunakan pada pakaian adat perkawinan atau
pengantin.
Ciri khas kerawang gayo terletak
pada bahan, warna dan motif. Motif dan warna diterapkan sesuai kaidah-kaidah
yang berlaku.
1.
Bahan
Bahan dasar
untuk kerawang gayo umumnya dipakai kain yang berwarna hitam, karena warna
hitam dianggap dapat memberikan kehangatan sesuai dengan tempat tinggal
masyarakat gayo yaitu di dataran tinggi dengan suhu yang dingin. Disamping itu
juga agar pakaian tersebut tidak tampak cepat kotor.
2.
Warna
Warna benang
yang menjadi ciri khas kerawang gayo adalah warna kuning, merah, hijau, dan
putih. Setiap warna mempunyai makna tersendiri :
a. Kuning :
diartikan dengan kebesaran dan keagungann yang dipakai oleh raja.
b. Merah :
diartikan dengan keberanian
c. Hijau :
diartikan dengan kesuburan
d. Putih :
diartikan dengan suci
3.
Motif
Motif
kerawang biasanya terinspirasi dari alam sekitar serta pengaruh alam yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Motif-motif dasar kerawang gayo
antara lain :
Pada umumnya motif
kerawang Gayo terutama untuk bahan pakaian biasanya memiliki beberapa motif
dasar yaitu seperti yang diutarakan A.R. Hakim Aman Pinan (2003:131) bahwa
terdapat beberapa falsafah dalam kerawang Gayo yaitu:
1.
Emun Berangkat : sebagai lambang
ketinggian cita-cita yang beraneka ragam. Manusia mengikuti sesuatu yang benar
dan meninggalkan yang salah (salah bertegah benar berpapah). Motif ini
menggambarkan mampu mengurangi berbagai cobaan dalam aneka hidup di dunia ini.
2.
Puter Tali :kekuatan tali,
dikarenakan sejumlah serabut menjadi satu dan menjelma menjadi tolong menolong
sesamanya. Menunjukkan kekokohan, kesatuan dan persatuan.Dasar bentuk tali
adalah agak panjang dan lurus. Diumpamakan disini sangat diharapkan tiap insan
bertindak lurus, jujur, benar, ikhlas dalam berbagai kegiatan.
3.
Pucuk rebung : motif ini juga biasa
disebut dengan tuwis.Tuwis adalah
cikal bakal bambu, bentuknya menyerupai piramid. Mengandung makna teguh
berpendirian serta kuat beriman dan bertaqwa, rendah hati juga berakhlak baik.
4.
Tapak Seleman : tapak dimaksud disini
adalah gambaran bekas, bekas tersebut dijadikan falsafah di Gayo yang dapat
diartikan secara luas Sarak Opat berusaha mampu melaksanakan tugas yang luhur
dalam berbagai kegiatan.
Sesuai dengan
perkembangan zaman, maka motif dari Kerawang
Gayo pun mengalami perkembangan, yaitu tidak hanya terdiri dari keempat
motif yang telah diuraikan tadi, diantaranya adalah (Mustafa/ketua MAA Aceh
Tengah) :
1.
Matalo (matahari)
Motif ini melambangkan
: Sumber kehidupan segala makhluk. Syukur atas nikmat, dan sabar atas bala.
Hubungan Minallah Minannas (vertical dan horizontal) yang merupakan hubungan
manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia demi keselamatan dunia
dan akhirat.
2.
Sarak Opat
Sarak Opat ini
merupakan lembaga adat masyarakat Gayo, yang berfungsi sebagai alat kontrol;
keamanan, ketentraman, kerukunan dan ketertiban masyarakat antara lain
menyelesaikan masalah sosial kemasyarakatan dan penengah/mendamaikan sengketa
yang timbul dalam masyarakat (2007:120).
Sarak Opat ini terdiri
dari:
a. Reje (Raja)
Mengandung arti sebagai
berikut: adil, bijaksana, penuh perhitungan atas keputusan yang diambil. Dan
biasanya warna yang biasa digunakan untuk melambangkan kebesaran raja adalah
warna kuning.
b. Petue
Mengandung arti sebagai
berikut: petue mempunyai sifat menyelidiki dan mensiasati tentang kehidupan
masyarakat. Dan warna yang melambangkan petue ini adalah warna merah.
c. Imem (Imam)
Mengandung arti sebagai
berikut: melaksanakan yang berhubungan dengan syariat Islam baik yang wajib
maupun yang sunat/amal ma’ruf nahi
mungkar. Warna yang biasa digunakan adalah warna putih.
d. Rakyat
Mengandung arti segala
hasil musyawarah atas kebulatan kehendak rakyat/dari rakyat untuk rakyat dan
warna yang melambangkan rakyat ini adalah warna hitam.
3.
Rante (rantai)
Motif ini dalam
masyarakat Gayo melambangkan persatuan dan kesatuan.
4.
Emun beriring (awan berbaris)
Artinya melambangkan
satu kesatuan yang kokoh dalam kehidupan bermasyarakat, dalam menempatkan diri dimana
kita berada.
5. Pucuk rebung (Tunas bambu)
Motif ini mengandung
arti yaitu : teguh berpendirian dan beriman dan taqwa serta motivasi memberikan
pendidikan kepada generasi penerus untuk menerima estapet kepemimpinan.
6.
Tekukur (pengukuran)
Motif ini mengandung
arti sebagai berikut: setiap mengambil suatu keputusan harus dipertimbangkan
dengan penuh arif dan bijaksana dan setiap perbuatan lebih dahulu berpikir
untuk dipertimbangkan baik dan buruk.
7.
Emun berkune (awan tetap)
Mengandung arti sebagai
berikut : melambangkan demokrasi dalam mencari kebenaran, untuk mengambil
keputusan dan dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab.
8.
Puter tali (tali berputer)
Motif ini mengandung
makna saling menyokong/mendukung terhadap pekerjaan yang bener.
9. Emun berangkat (awan berjalan)
Motif Emun berangkt ini
artinya melambangkan rasa kesetian dalam masyarakat Gayo, kemanapun pergi tetap
sejalan dan dimanapun dia berada tetap dalam satu kesatuan.
10. Peger (pagar)
Mengandung arti sebagai
berikut: melambangkan kehidupan masyarakat Gayo tetap berada dalam ketentuan
adat Gayo dan Syari’at Islam, diluar ketentuan tersebut tidak mendapat
perlindungan.
11. Tali mustike (tali mustika)
Motif ini mengandung
arti sama-sama ada kesadaran yang diridhai oleh Allah SWT.
12. Tapak seleman (jejak Nabi Sulaiman)
Ke ku langit jerak
ilang. Ku bumi ku atu ampar. I uken pitu telege. I toa pitu kuala. Mengandung
arti sesuatu permasalahan diselesaikan dengan arif dan bijaksana.
Motif-motif ini menjadi dasar
penyusunan motif pada kerawang gayo. Motif ini sudah banyak yang dimodifikasi
menjadi bentuk-bentuk motif baru tanpa menghilangkan kaidah bentuk yang asli
seprti halnya motif emun berangkat yang banyak diminati pasar sehingga
pengrajin membuat modifikasi-modifikasi dalam bentuk lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar