BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau
suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman
dan pengetahuan kepada orang lain (Bacrtiar S Bachir: 2005: 10). Bercerita
adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan, pengalaman atau
sesuatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang rekaan belaka.
Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan
kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus
disampaikan dalam bentuk pesan, informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk
didengarkan dengan rasa menyenangkan oleh karena orang yang menyajikan cerita
tersebut menyampaikan dengan menarik
Di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bercerita adalah salah satu metode
pengembangan bahasa yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis
anak usia dini sesuai dengan tahap perkembangannya. Sedangkan metode bercerita
adalah cara penyampaian atau penyajian materi pembelajaran secara lisan dalam
bentuk cerita dari guru kepada anak.
Dalam pembelajaran pendidikan di PAUD seorang guru harus memahami
bagaimana peran dan fungsi metode bercerita dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa anak, seperti kemampuan berbahasa secara reseptif (understanding)
yang bersifat pengertian, dan kemampuan berbahasa secara ekspresif (producing)
yang bersifat pernyataan. Anak usia dini berada dalam fase perkembangan bahasa
secara ekspresif. Hal ini berarti anak telah dapat mengungkapkan keinginannya,
penolakannya, maupun pendapatnya dengan menggunakan bahasa lisan.
Bahasa merupakan alat komunikasi sebagai wujud dari kontak social dalam
menyatakan gagasan atau ide-ide dan perasaan-perasaan oleh setiap individu
sehingga dalam mengembangkan bahasa yang bersifat ekspresif, seorang anak
memerlukan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangan usia dini dengan
memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi pribadi anak tersebut. Melalui
bercerita, dapat membantu mereka dalam mengembangkan dan melatih kemampuan
bahasa yang anak-anak miliki dan dengan melalui cerita anak lebih dituntut
aktif dalam mengembangkan bahasanya khususnya bahasa ekspresif dibantu oleh
arahan dan bimbingan guru.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah
Pengertian bercerita kisah?
2. Apa
saja manfaat
dan Tujuan metode bercerita?
3. Bagaimana langkah-langkah bercerita
kisah ?
4. Apa saja kelebihan serta kekurangan
metode bercerita tersebut?
C.
Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui apa Pengertian Penilaian sebagai pengukur keberhasilan pembelajaran
2. Untuk
mengetahui bagaimana Fungsi dan Tujuan Penilaian keberhasilan pembelajaran
3. Guna
mengetahui bagaimana Teknik Penilaian dalam suatu proses pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bercerita Kisah
Cerita adalah salah satu cara untuk menarik perhatian
anak. Biasanya cerita disukai anak, yaitu cerita yang berkaitan dengan dunia
binatang. Menurut Abudin Nata “Metode bercerita adalah suatu metode yang
mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan anak. Islam menyadari sifat
alamiah manusia untuk menyenangi cerita yang pengaruhnya besar terhadap
perasaan. Oleh karenanya dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan.
Dunia kehidupan anak-anak itu dapat berkaitan
dengan lingkungan keluarga, sekolah, dan luar sekolah. Kegiatan bercerita harus
diusahakan menjadi pengalaman bagi anak di PAUD yang bersifat unik dan menarik
yang menggetarkan perasaan anak dan memotivasi anak untuk mengikuti cerita
sampai tuntas.
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan metode bercerita adalah menuturkan atau menyampaikan
cerita secara lisan kepada anak didik sehingga dengan cerita tersebut dapat
disampaikan pesan-pesan yang baik. Dengan adanya proses belajar mengajar, maka
metode bercerita merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pesan atau materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi anak
didik.
Metode bercerita
merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di Taman Kanak-kanak. Metode
bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman belajar bagi anak PAUD dengan membawakan cerita kepada anak secara
lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik, dan mengundang perhatian anak
dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak PAUD.
B.
Tujuan dan Manfaat Metode Bercerita Kisah
1. Tujuan
a.
Mengembangkan
kemampuan berbahasa anak, diantaranya kemampuan menyimak/ mendengarkan
(listening) dan kemampuan berbicara (speaking) dalam menambah kosa kata yang dimiliki
anak
b.
Mengembangkan
kemampuan berfikir, dengan bercerita anak diajak untuk memusatkan perhatian dan
berfantasi serta berimajinasi mengenai jalan cerita serta mengembangkan
kemampuan berfikir secara simbolik.
c.
Menanamkan
pesan-pesan moral yang terkandung dalam bercerit
d.
Mengembangkan
kepekaan sosial emosi anak tentang hal-hal yang terjadi disekitarnya
e.
Melatih
daya ingat atau memori anak untuk menerima dan menyimpan informasi melalui
urutan peristiwa yang disampaika
f.
Mengembangkan
potensi kreatif anak melalui keragaman ide cerita yang dituturkan.
2. Manfaat
Menurut para ahli pendidikan bercerita
kepada anak-anak memiliki beberapa manfaat yang amat penting, yaitu:
a.
Membangun kedekatan emosional antara pendidik dengan anak
b.
Media penyampai pesan/nilai mora dan agama yang efektif
c.
Pendidikan imajinasi/fantasi
d.
Menyalurkan dan mengembangkan emosi
e.
Membantu proses peniruan perbuatan baik tokoh dalam cerita
f.
Memberikan dan memperkaya pengalaman batin
g.
Sarana Hiburan dan penarik perhatian
h.
Menggugah minat baca
i.
Sarana membangun watak mulia
C. Langkah-langkah Bercerita Kisah
Kegiatan bercerita
merupakan kegiatan yang memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak serta
pencapaian tujuan pendidikan. Sebelum melaksanakan kegiatan bercerita guru
terlebih dahulu harus merancang kegiatan bercerita berupa langkah-langkah yang
harus ditempuh secara sistematis. Langkah-langkah dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Menetapkan tujuan dan tema cerita.
2.
Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih, misalnya bercerita dengan membaca
langsung dari buku cerita, menggunakan gambar-gambar, menggunakan papan
flannel, dst.
3.
Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita sesuai
dengan bentuk bercerita yang dipilih.
4.
Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari:
a.
menyampaikan tujuan dan tema cerita,
b.
mengatur tempat duduk,
c.
melaksanaan kegiatan pembukaan,
d.
mengembangkan cerita,
e.
menetapkan teknik bertutur,
f.
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.
5.
Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.
D. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Bercerita
Metode bercerita
sangat umum digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya dalam
menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan kepada
anak.
Adapun kelebihan
metode ini adalah:
1.
Dapat meningkatkan motivasi anak untuk belajar, karena anak sangat senang
dengan cerita-cerita.
2.
Sangat sesuai untuk pendidikan afektif (nilai), sebab metode ini dapat
menyampaikan nilai-nilai kebaikan kepada anak melalui contoh-contoh dalam
cerita sehingga mendorong anak untuk melakukan kebaikan tersebut, sekaligus
menghindari perbuatan buruk yang digambarkan dalam cerita guru.
3.
Tidak membutuhkan banyak alat dan media pembelajaran.
Adapun
kelemahannya antara lain:
1.
Dalam pembelajaran ini biasanya guru lebih dominan, sehingga peran aktif
anak sedikit terbatas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengkolaborasikan
metode ini dengan metode-metode yang lainnya seperti tanya jawab dan bernyanyi.
2.
Guru dituntut untuk benar-benar menguasai teknik bercerita yang baik,
sehingga anaktertarik dengan cerita yang dibawakannya sekaligus pesan yang
ingin disampaikan akan diterima anak dengan baik.
E.
Isi
Cerita
Ada seorang ibu tua yang setiap
harinya selalu mencaci maki nabi Muhammad padahal ibu ini tidak pernah bertemu
dengan nabi. Setiap nabi pergi ke masjid dan melewati
rumahnya, Nabi selalu diludahi dan dilempar dengan kotoran unta. Tetapi Nabi
tidak pernah marah, bahkan Nabi selalu memberikan salam,
Assalamu’alaikum nenek …………
Tetapi selalu dijawab , Enyahlah kau, kata sang nenek
sambil mata melotot.
suatu hari nenek itu sakit dan belum ada orang yang
menengoknya. Maka Nabi Muhammad segera menengok dan membantu semua pekerjaan si
nenek. Melihat hal itu, nenek menangis haru. Selama ini tidak ada yang
merawatnya. Tapi justru orang yang selama ini dihinanya dengan penuh kasih
saying merawatnya. Sungguh mulia hati orang ini. Si nenek lalu meminta maaf
pada Nabi.
Begitulah salah satu kemuliaan dan kebeningan hati
Nabi Muhammad SAW. Karena itu para sahabat dan orang-orang yang pernah mengenal
beliau begitu menyayanginya. Ketika Nabi wafat, orang segagah Kholifah Umar
juga menangis tersedu-sedu
Hikmah Cerita
Hikmahnya adalah bahwa kita tidak
boleh memiliki sifat sombong dan sifat benci terhadap sesama
F.
Evaluasi
Cerita
Dalam cerita di atas anak yang mendengarkan
cerita kisah ini berkisar antara rentang
usia 4-6 tahun yang mana anak berada pada Taman Kanak-kanak.
1.
Setelah selesai bercerita guru memberikan kesimpulan
tentang cerita yang di sampaikan
2.
guru memberikan penugasan kepada anak untuk
menceritakan kembali cerita yang telah di sampaikan guru.
3.
Lalu anak menyimpulkan kembali isi
cerita tersebut.
4.
Guru memberikan pujian kepada anak yang sudah lancar
dalam bercerita.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Untuk dapat menguasai
aspek-aspek keterampilan teknis dari penyajian cerita diatas, tentu membutuhkan
persiapan yang matang. Selain itu, kemampuan dalam bercerita agar dapat
memunculkan berbagai unsur diatas, dan tersaji secara padu, hanya dapat
dikuasai dengan pengalaman dan latihan-latihan yang tekun. Bercerita memang
salah satu bagian dari keterampilan mengajar. Sebagai sebuah keterampilan,
penguasaannya tidak cukup hanya dengan memahami ilmunya secara teoritik saja.
Yang lebih penting dari itu adalah keberanian dan ketekunan dalam mencobanya
secara langsung. Itulah sebabnya, latihan-latihan tertentu yang rutin sangat
dibutuhkan. Yang jelas, keterampilan teknis bercerita hanya dapat dikembangkan
melalui latihan dan pengalaman praktek bercerita
B.
Saran
Demikian
makalah ini kami sampaikan, masih ada kesalahan dalam penulisan ini kami mohon
maaf. Kami juga memohon kritik dan saran para pembaca demi kebaikan penulisan
dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2011. Media
pembelajaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Anita, Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anita, Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ali, Nugraha, dkk. 2008. Cetakan Keenam. Kurikulum
dan Bahan Belajar TK. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Badru Zaman Asep Hery Hernawan, Cucu Eliyawati.
2008. Media dan Sumber Belajar TK.